A.Macam-macam kamera
1. Jenis
kamera berdasarkan media penangkap sinar/cahaya
=> Kamera Film
Kamera ini
menggunakan pita seluloid sebagai media penangkap cahaya.
ð
Kamera Polaroid
Kamera jenis
ini menggunakan lembaran polaroid sebagai media penangkap cahaya dan langsung
memberikan gambar positif sehingga pemotret tidak perlu lagi melakukan proses
cuci cetak film.
ð
Kamera digital
Kamera jenis ini memakai image-sensor atau sensor gambar sebagai media penangkap cahaya dan media penyimpanannya menggunakan memory card.
Kamera jenis ini memakai image-sensor atau sensor gambar sebagai media penangkap cahaya dan media penyimpanannya menggunakan memory card.
2. Jenis kamera berdasarkan teknologi viewfinder
ð
Pocket Camera/Kamera saku
Jenis kamera yang paling banyak digunakan orang. Kebanyakan menggunakan setelan serba otomatis atau memiliki sedikit setelan manual. Cahaya yang melewati lensa langsung membakar media penangkap gambar. Kelemahan dari kamera ini adalah lensa tidak bisa diganti, selain itu adalah gambar yang terlihat oleh mata melalui viewfinder/jendela bidik akan berbeda dengan hasil foto yang didapat, karena ada perbedaan antara pandangan pemotret dengan pandangan lensa. Perbedaan tersebut disebut paralaks.
Jenis kamera yang paling banyak digunakan orang. Kebanyakan menggunakan setelan serba otomatis atau memiliki sedikit setelan manual. Cahaya yang melewati lensa langsung membakar media penangkap gambar. Kelemahan dari kamera ini adalah lensa tidak bisa diganti, selain itu adalah gambar yang terlihat oleh mata melalui viewfinder/jendela bidik akan berbeda dengan hasil foto yang didapat, karena ada perbedaan antara pandangan pemotret dengan pandangan lensa. Perbedaan tersebut disebut paralaks.
ð
Kamera TLR (Twin Lens Reflex)
Disebut juga
kamera refleks lensa ganda. Jendela bidik/viewfinder yang diberikan lensa
identik dengan lensa di bawahnya. Kesalahan paralaks masih ditimbulkan sebab
sudut dan posisi kedua lensa tidak sama.
ð
Kamera SLR (Single Lens Reflex)
Untuk kamera digital biasa disebut Kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex). Kesalahan paralaks tidak terjadi pada kamera jenis ini karena memiliki cermin datar dengan singkap 45 derajat di belakang lensa, sehingga apa yang terlihat oleh pemotret dari jendela bidik sama dengan yang ditangkap oleh film. Kelebihan lain dari kamera ini adalah lensa yang dapat diganti.
Untuk kamera digital biasa disebut Kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex). Kesalahan paralaks tidak terjadi pada kamera jenis ini karena memiliki cermin datar dengan singkap 45 derajat di belakang lensa, sehingga apa yang terlihat oleh pemotret dari jendela bidik sama dengan yang ditangkap oleh film. Kelebihan lain dari kamera ini adalah lensa yang dapat diganti.
A. Pengertian dan Fungsi Lensa
Lensa merupakan bagian utama dari kamera, elemen kaca atau plastik yang terdiri
atas susunan elemen optik yang berfungsi untuk menangkap gambar di depan
kamera, memfokuskan cahaya, serta meneruskan sinar dengan kombinasi warna untuk
diterima oleh sensor atau film. Pada kamera saku maupun kamera prosumer, lensa
ini dibuat menyatu dengan bodi kamera, namun lensa yang digunakan pada kamera
SLR dijual terpisah. Baik lensa yang menyatu dengan kamera ataupun lensa khusus
kamera SLR, keduanya memiliki kesamaan dalam prinsip kerja, desain optik serta
karakteristiknya. Lensa DSLR bisa dikelola
secara manual dengan tangan, tanpa lewat tombol. Hal ini memungkin pengguna
leluasa untuk melakukan pembesaran (zoom-in) atau pengecilan (zoom-out).
Lensa yang berkualitas tinggi memiliki kemampuan untuk memberikan hasil yang
memuaskan dalam hal ketajaman, kontras maupun warna. Untuk menilai performa
lensa para produsen menggunakan MTF chart yang bisa memberi
gambaran kualitas lensa. Berkat teknologi manufaktur lensa modern dengan
bantuan komputer, lensa masa kini semakin berkualitas dan sudah dilengkapi
dengan fitur modern seperti lapisan khusus yang bisa meningkatkan ketajaman dan
meredam flare. Dalam memilih lensa yang baik, diperlukan pemahaman
dasar akan istilah-istilah yang umum dijumpai pada lensa, sekaligus mengenali
pembagian atau penggolongan lensa berdasarkan jenisnya.
Gambar
jangkauan sudut pandang kamera
B Jenis - jenis Lensa
a. Panjang fokal (Focal Length) yaitu
Lensa Weid, Normal, dan Tele
Secara difinisi, panjang fokal menandakan seberapa jarak antara sensor (atau
film) terhadap lensa, saat kamera memfokus ke tak terhingga (infinity).
Untuk menunjukkan panjang fokal lensa ini digunakan satuan milimeter (mm).
Dalam pemahaman yang lebih umum, panjang fokal lensa menunjukkan seberapa besar
sudut gambar (picture angle atau angle of view) yang
bisa dihasilkan oleh sebuah lensa. Sudut gambar inilah yang akan menentukan
luasnya bidang gambar yang bisa didapatkan pada panjang fokal tertentu.
b. Lensa Rentang Optis yaitu Lensa
Fix, dan Lensa Zoom.
Lensa fix punya ukuran yang kecil, dengan sedikit elemen optik
dan sesuai namanya, lensa fix hanya memiliki panjang fokal
yang tetap.
Sedangkan Lensa zoom sendiri memiliki kelebihan dibanding lensa fix yaitu
punya rentang fokal yang bisa dirubah, dari fokal terpendek hingga fokal
terpanjang. Kemampuan zoom lensa diukur dengan
membandingkan fokal terpanjang terhadap fokal terpendeknya, contoh
bila lensa zoom 28-280mm maka panjang fokal terpendek adalah
28mm dan fokal terpanjang adalah 280mm, sehingga lensa ini disebut dengan
lensa zoom 10x (atau 280 dibagi 28). Lensa zoom memiliki kelebihan
dalam hal kepraktisan karena dengan satu lensa bisa didapat berbagai variasi
fokal lensa untuk berbagai kebutuhan fotografi dan perspektif yang diinginkan.
Namun dalam hal ketajaman, lensa zoom memang tidak bisa menyamai lensa fix.
Hal ini karena rumitnya susunan optik dalam lensa zoom sehingga berpotensi
menurunkan ketajaman secara umum. Dalam lensa zoom, ketajaman pada fokal
terpanjang dan fokal terpendek umumnya menurun.
1. Fokal lensa yang pendek (misal
28mm) menghasilkan sudut gambar yang besar sehingga mampu mendapat bidang
gambar yang luas atau lebar (wide angle). Semakin pendek fokalnya maka
semakin luas bidang gambar yang bisa dihasilkan. Maka lensa 18mm bisa disebut
lebih ‘wide’ daripada lensa 28mm. benda yang difoto dengan lensa wide hasilnya
akan tampak lebih jauh daripada kenyataannya. Contoh ukuran lensa : 18 mm, 24
mm, 28 mm
1.1 Lensa
Fix Wide Angle (24mm, 35mm)
1.2 Lensa Wide Angle Zoom
Lensa wide angle zoom adalah jenis lensa yang populer bagi photographer
pemandangan atau arsitektur karena kemampuan lensa ini untuk menangkap bidang
yang luas dengan prespektif yang dinamis. Contoh lensa wide angle zoom dari
berbagai merek antara lain : Sigma 10-20mm, Canon EF-S 10- 22mm, Tokina 12-24mm
dan lain sebagainya.
ð
ð 2. Fokal lensa yang panjang (misal
200mm) menghasilkan sudut gambar yang kecil sehingga mampu mendapat bidang
gambar yang sempit, cocok untuk keperluan foto jarak jauh (telephoto).
Semakin panjang fokalnya maka semakin jauh kemampuan tele yang dimiliki lensa
tersebut. Jadi lensa 400mm bisa disebut lebih ‘tele’ dari lensa 200mm. . Lensa
dengan fokal yang lebih besar dari 50mm disebut lensa tele, benda yang difoto
dengan lensa tele hasilnya akan tampak lebih dekat daripada yang semestinya.
Contoh ukuran lensa : 85 mm, 100 mm, 135 mm, 200 mm, 300mm
2.1 Lensa Fix
Telephoto (85mm, 105mm)
2.2 Lensa Telephoto Zoom
Lensa telephoto zoom adalah jenis lensa yang dapat membuat objek yang jauh
terasa lebih dekat. Sangat populer dikalangan photographer binatang liar,
olahraga, photo-jurnalistik dan banyak lagi. Lensa telephoto zoom juga populer
untuk portrait karena kemampuannya dalam mengkompresi latar belakang, sehingga
model anda terlihat lebih enak dipandang. Biasanya lensa telephoto zoom rawan
getar, maka dari itu lensa telephoto zoom yang memiliki Image stabilization
sangat dianjurkan. Contoh lensa telephoto zoom dari berbagai merek antara lain
: Canon 55-250mm IS, Sony 70-200mm f/2.8, Pentax 65-250mm f/4, Sigma 50-500mm
dan sebagainya.
3. Fokal lensa normal / Lensa
Prima/Prime Lens (50mm) lensa ini memiliki panjang fokal yang dianggap sama
dengan bidang gambar yang dilihat oleh mata manusia (sudut gambarnya sekitar 46o)
.
3.1 Lensa
Fix Normal/ Standar (50mm, 60mm)
3.2 Lensa Normal / Standar Zoom
Lensa standard zoom sering disebut juga sebagai jenis lensa jalan-jalan atau
travelling. Lensa standard zoom biasanya mempunyai rentang fokal antara
16-85mm. Rentang fokal lensa standard zoom sangat fleksibel. Contoh lensa
standar zoom dari berbagai merek antara lain : Canon 18-55mm f/3.5-5.6 IS,
Nikon 18-55mm f/3.5-5.6 VR, Nikon 16-85mm f/3.5-5.6 VR, Pentax 16-50mm f/2.8
Jadi dapat disimpulkan dalam penggolongan kamera berdasarkan
panjang fokalnya terdapat 3 jenis yaitu lensa wide, lensa
normal dan lensa tele. Lensa wide cocok dipakai untuk mendapat foto
dengan kesan luas, seperti pemandangan ataupun arsitektur. Sedangkan lensa tele
cocok untuk memotret benda yang jauh seperti saat outdoor atau meliput acara pertandingan
olahraga. Lensa normal sendiri lebih cocok dipakai untuk potret wajah atau
kebutuhan lain yang memerlukan sudut gambar normal.
c. Desain Aparture Lensa
Di dalam lensa kamera terdapat sebuah komponen mekanik yang dinamakan aperture atau
diafragma, yang berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke lensa.
Diafragma tersusun atas sekumpulan lapisan logam tipis (blade) yang
membentuk lingkaran iris dan ukuran lubangnya bisa dibuat membesar atau
mengecil. Pengaturan masuknya cahaya dilakukan dengan mengubah besarnya bukaan
diafragma dari bukaan terbesar hingga terkecil dalam satuan f-number.
Bukaan besar dinyatakan dalam f-number kecil, dan sebaliknya
bukaan kecil dinyatakan dalam f-number besar. Lensa dengan
bukaan besar memiliki kemampuan memasukkan cahaya lebih banyak sehingga
memungkinkan untuk pemakaian kecepatan shutter yang lebih
tinggi.
Gambar di atas adalah bentuk
diafragma lensa, dimana gambar sebelah kiri menunjukkan bukaan kecil dan
sebelah kanan menunjukkan bukaan besar.
Bukaan diafragma yang besar (misal f/1.4 atau f/1.8) lebih mudah
diwujudkan dalam desain lensa fix. Maka itu mayoritas lensa fix memiliki
bukaan diafragma yang besar yang juga punya keistimewaan dalam membuat blur alias
out-of-focus pada latar. Namun tidak demikian halnya dengan lensa
zoom, dimana untuk membuat lensa zoom dengan bukaan diafragma yang besar agak
lebih sulit untuk dilakukan. Pada lensa zoom, bukaan maksimum yang umum
dijumpai adalah f/2.8 meski kini mulai dijumpai ada kamera saku yang memiliki
lensa yang bisa membuka amat besar hingga f/1.8.
Ditinjau dari desain aperturenya,
lensa zoom sendiri terbagi atas dua kelompok :
- Lensa zoom bukaan konstan
Lensa zoom dengan bukaan konstan, misalnya lensa 24-70mm f/2.8
atau lensa 70-200mm f/4 menandakan kalau bukaan maksimum lensa ini pada posisi
fokal berapapun adalah tetap. Jadi misal lensa 24-70mm f/2.8 akan mampu membuka
sebesar f/2.8 pada posisi fokal 24mm hingga 70mm. Lensa semacam ini lebih sulit
untuk dibuat, juga punya ukuran yang lebih besar dan berat, sehingga lensa
jenis ini tergolong dalam lensa zoom kelas mahal.
- Lensa zoom bukaan variabel
Lensa zoom dengan bukaan variabel lebih mudah dan murah
untuk dibuat, serta memiliki ukuran yang lebih kecil sehingga ringkas dan
ringan. Lensa jenis ini punya bukaan maksimal yang akan mengecil saat lensa di
zoom dari posisi fokal terpendek ke fokal terpanjang. Untuk mengetahui bukaan
maksimum lensa semacam ini bisa dilihat dari informasi yang ditulis pada lensa,
misal lensa 18-105mm f/3.5-5.6 artinya lensa ini memiliki bukaan maksimal f/3.5
pada posisi fokal 18mm dan bukaan maksimal akan mengecil hingga menjadi f/5.6
pada posisi fokal 105mm. Meski tidak ditulis di lensa, sebenarnya bukaan
minimum pun bisa mengecil saat lensa di zoom. Hal ini tergantung dari desain
lensa, biasanya lensa yang memiliki bukaan minimum yang bisa mengecil saat
lensa di zoom adalah lensa kamera SLR.
Karena dengan bukaan yang besar sebuah lensa bisa memasukkan cahaya lebih
banyak sehingga memungkinkan untuk memakai kecepatan shutter yang
lebih tinggi, maka lensa dengan bukaan besar biasa disebut dengan lensa
cepat. Untuk lensa fix, karena bukaan maksimumnya umumnya besar,
maka hampir semua lensa fix disebut dengan lensa cepat. Namun
berhubung amat sulit untuk membuat lensa zoom dengan bukaan yang besar, maka
lensa zoom dengan bukaan konstan f/2.8 sudah bisa disebut dengan lensa cepat.
Kebanyakan lensa zoom kamera SLR yang memiliki ukuran kecil adalah lensa
lambat karena memiliki bukaan yang kecil dan akan semakin mengecil saat
lensa di zoom.
d. Lensa Khusus
1. Lensa Super Zoom
Lensa super zoom seperti sebuah gabungan dari lensa standard zoom dengan lensa
telephoto zoom. Rentang fokal lensa super zoom sangat lebar, dari 18mm sampai
200mm bahkan ada yang sampai 270mm. Karena itu, lensa ini sangat populer untuk
lensa jalan-jalan atau travelling. Ideal untuk orang yang tidak ingin
mengganti-ganti lensa. Kekurangan lensa ini yaitu pada kualitas optiknya yang
secara umum tidak se-prima lensa standard zoom ataupun lensa telephoto zoom
2. Lensa Makro
Lensa makro adalah jenis lensa ideal untuk mengambil photo close-up atau detail
shot dari benda-benda berukuran kecil, misalnya perhiasaan, bunga, serangga,
dan lain sebagainya. Lensa makro mampu membesarkan objek yang diphoto dan
menangkap detail dan warna dengan tajam. Lensa makro kadang dipakai untuk
portrait karena rentang fokal lensa makro biasanya sekitar 90-200mm.Hasil photo
dengan lensa makro memang sangat tajam, sehingga permukaan/surface object
terlihat sangat jelas. Pada umumnya lensa Makro yang baik bukan dari jenis
lensa zoom melainkan jenis lensa prime (fixed focal length).
3. Lensa Fokus Tunggal
Lensa fokus tunggal adalah lensa dengan bidang fokus tunggal, biasanya
disetel pada jarak hiperfokal. Lensa fokus tunggal didesain untuk mencapai jarak fokal yang maksimum sehingga kedalaman ruang dapat mencapai rentang dari jarak dekat hingga jarak terjauh (jarak
hiperfokal).
4. Lensa Parfokal
Lensa
parfokal adalah sebuah lensa yang mempertahankan ketajaman bidang fokusnya
walaupun terjadi perubahan panjang fokus lensa.
5. Lensa Mata Ikan (Fisheye Lens) /
Super Wide Angle
Lensa mata ikan adalah lensa sudut lebar dengan sudut pandang hemisperis yang sangat lebar. Lensa mata
ikan pertama kali didesain dan dikembangkan guna kepentingan meteorologi untuk mempelajari barisan awan
dan pertama kali disebut whole-sky lenses, lensa mata ikan menjadi populer
pada fotografi umum karena distorsi citranya yang khas.
6. Lensa Arsitektur (Perspective
Correction Lens)
Lensa ini memperbaiki efek perspektif yang selalu terjadi jika memotret benda
tiga dimensi dalam jarak relatif dekat. Perbedaan penggunaan lensa
memberikan perbedaan perspektif. Perspektif adalah ukuran dan kedalaman relatif
subjek dalam gambar. Perspektif juga bisa berarti perubahan bentuk, ukuran, dan
kedalaman bidang yang relatif akibat perbedaan cara pandang antara objek dengan
kamera. Perbedaan tersebut terjadi karena ada pergeseran posisi dalam melihat
sesuatu dari sudut pandang, jarak, dan ketinggian yang tidak sama maupun
penggunaan lensa dengan focal length yang berbeda.
C.Jenis-jenis Batre
D.Jenis-jenis Filter
Filter lensa, atau filter kamera adalah aksesoris yang
umumnya terpasang di ujung lensa kamera. Bentuknya ada yang bulat mengikuti
bentuk lensa, namun ada pula yang berbentuk kotak. Tiap filter memiliki fungsi
masing – masing. Berikut beberapa jenis filter yang umum dan sering ditemukan,
serta manfaat dari filter lensa tersebut.
Filter UV
Filter UV paling sering ditemukan di toko kamera. Umumnya berwarna putih bening. Ada yang bilang filter UV berguna untuk menahan sinar UV matahari yang masuk ke dalam sensor kamera agar tidak merusak sensor. Namun ada yang bilang kalau penggunaan filter UV dapat mengurangi ketajaman dan kualitas hasil foto. Tentu saja tergantung merk dan harga filter tersebut.
Filter UV paling sering ditemukan di toko kamera. Umumnya berwarna putih bening. Ada yang bilang filter UV berguna untuk menahan sinar UV matahari yang masuk ke dalam sensor kamera agar tidak merusak sensor. Namun ada yang bilang kalau penggunaan filter UV dapat mengurangi ketajaman dan kualitas hasil foto. Tentu saja tergantung merk dan harga filter tersebut.
Secara pribadi, menurut saya (yang hanya menyukai
fotografi), filter UV digunakan hanya untuk melindungi lensa. Jadi ketika
anda lupa memasang lenscap, atau lensa terbentur benda lain, tidak langsung
tergores karena ada filter UV yang melindungi.
Filter Polarizer / Circular Polarizer
Kebanyakan fotografer menyebut filter ini dengan nama
filter CPL, atau circular polarizer dan banyak digunakan dalam landscape
photography. Bentuknya biasanya bundar, dan pada bagian ring kaca filter dapat
diputar – putar. Fungsi filter ini adalah untuk ‘membelokkan’ cahaya yang tidak
kita inginkan masuk ke lensa. Jadi pada hasil akhir foto, dapat diperoleh
kontras warna yang lebih baik.Contoh penggunaan filter CPL adalah untuk
membirukan langit dan menghilangkan pantulan bayangan / refleksi cahaya di air.
Untuk harga filter CPL bervariasi, mulai 80 ribuan, hingga jutaan rupiah.
Filter ND (Neutral Density)
Filter ND bentuknya beragam, ada yang kotak, ada pula yang bundar. Umumnya filter ini memiliki warna gelap (agak hitam). Fungsi filter ini adalah untuk mengurangi f-stop. Ada banyak ukuran penurunan f-stop yang dimiliki filter ND, mulai dari 1 stop, 2 stop dan seterusnya.
Filter ND bentuknya beragam, ada yang kotak, ada pula yang bundar. Umumnya filter ini memiliki warna gelap (agak hitam). Fungsi filter ini adalah untuk mengurangi f-stop. Ada banyak ukuran penurunan f-stop yang dimiliki filter ND, mulai dari 1 stop, 2 stop dan seterusnya.
Fungsi sederhana yang sering dilakukan fotografer
dalam menggunakan filter ini adalah ketika ingin melakukan long eksposure atau
foto slow speed. Dengan filter ND, maka dapat diperoleh speed yang semakin
lambat.
filter ND
dan GND (kanan)
Filter GND (Gradual
Neutral Density)
Sama seperti filter ND, hanya saja filter ini seperti terbagi 2. Sebagian gelap, dan sebagian lagi normal. Fungsinya adalah untuk membuat intensitas cahaya pada foto terlihat ‘seimbang’. Misal ketika ingin melakukan landscape, background terlihat terang, namun background lebih gelap. Disinilah penggunaan filter GND untuk menyeimbangkan.
Sama seperti filter ND, hanya saja filter ini seperti terbagi 2. Sebagian gelap, dan sebagian lagi normal. Fungsinya adalah untuk membuat intensitas cahaya pada foto terlihat ‘seimbang’. Misal ketika ingin melakukan landscape, background terlihat terang, namun background lebih gelap. Disinilah penggunaan filter GND untuk menyeimbangkan.
Jenis dan Macam-macam Baterai
- Nickel
Cadmium, alias NiCad, Baterai ini merupakan jenis tertua, paling tahan
banting, namun berat dan volumenya paling besar. Baterai jenis ini sudah
tidak lagi banyak digunakan pada gadget karena dianggap tidak praktis.
Baterai NiCad sangat rentan efek memori. Maksudnya, baterai hanya mengisi
ke tingkat dimana baterai terakhir di-discharge, akibat proses akumulasi
gas yang terperangkap dalam plat sel baterai. Jika baterai di-discharge
hingga 30 persen dan di recharge, maka baterai hanya akan mengisi energi
yang terpakai tadi (30 persen) yang dilanjutkan dengan penyusutan volume
"gas" yang terperangkap. Cara terbaik untuk menghilangkan efek
memori dan membuang sisa gas terperangkap adalah dengan melakukan
"burping", atau mengkondisikannya. Maksudnya, menghabiskan
seluruh isi baterai pada gadget hingga benar-benar kamerea mati dan
melakukan re-charging. Selain itu kendati tidak dipakai, batere akan
kehabisan seluruh dayanya setelah sekitar 90 hari
- Nickel
metal hydride, alias NiMH, menggantikan kadmium dalam NiCad dengan
campuran yang membuatnya mampu menahan lebih banyak energi (40%) pada
ruang yang sama dibandingkan NiCad. NiMH merupakan pengembangan dari NiCd,
dibanding NiCd dengan volume sama, kapasitasnya jauh lebih besar. Namun,
seperti halnya NiCd, NiMH juga rawan terhadap memory effect meski tidak
sebesar NiCd. Beberapa produsen baterai bahkan menyatakan NiMH produknya
bebas memory effect. Seperti Sanyo eneloop, daya yang ada perlahan-lahan
akan habis walaupun batere tidak dipakai.Fenomena ini muncul saat baterai
yang belum habis dipakai sudah di-charge ulang. Bila dilakukan
berkali-kali baterai dapat kehilangan kapasitasnya dan hanya mampu
menampung sedikit daya saja sebelum dengan cepat habis. Memory effect
dapat dihilangkan dengan mengosongkan baterai sampai habis sebelum mengisi
ulang. Setiap 10-15 kali siklus isi ulang baterai NiMH, kosongkanlah
baterai hingga habis sama sekali sebelum mengisi ulang. Hal ini dilakukan
untuk menghilangkan "bibit-bibit" memory effect yang mungkin
timbul. Jangan sekali-kali mengosongkan baterai dengan bola lampu dan
kabel hingga lampu mati. Ini akan dapat merusak sel baterai yang paling
lemah (reversal effect), dan pada gilirannya merusak semua sel. Sisakan
setidaknya 1V per sel baterai, pantaulah terus-menerus karena voltase
baterai akan turun dengan tiba-tiba. Bila Anda tidak memiliki alat untuk
itu, lebih baik jangan lakukan. Mengosongkan dengan gadget adalah cara
terbaik, karena ambang batas aman pasti tidak kelebihan. Beberapa produsen
baterai NiMH menyatakan bahwa baterainya bisa di recharge lebih dari 500
kali, namun bila baterai NiMH telah mencapai 400 kali siklus isi ulang,
perlu dipersiapkan untuk penggantian baterai tersebut, karena walaupun
masih bisa digunakan, biasanya kapasitasnya sudah menurun dan berarti masa
pakai sebelum diisi ulang sudah berkurang.. Baterai Li-ion dapat rusak
dengan mendadak jika rangkaian di dalamnya rusak. Untuk membuang baterai
yang sudah tidak digunakan, sebaiknya berhati-hati karena kandungan
kadmiumnya bisa mencemari tanah
- Lithium
ion alias Li-ion menjadi batere standar pada gadget masa kini.
Dibandingkan batere dengan bahan nikel, Li-Ion lebih efisien energi dan
tidak memiliki efek memori, tetapi juga lebih mahal harganya. Namun batere
tipe ini tidak boleh dibuang sembarangan karena bisa meledak (walaupun
hanya terjadi beberapa kali per satu juta batere). Dibandingkan NiMH,
siklus isi ulang batere Li-ion lebih pendek setengahnya ( 1000 vs. 500
kali). Ada kelemahan lain. Jika daya batere benar-benar habis dan voltase-nya
turun di bawah ambang tertentu, kapasitas energi batere Li-ion akan
menciut secara permanen. Karena itulah batere dirancang untuk mati jika
dipasang setelah waktu tertentu. Biasanya, jika Anda punya gadget dengan
batere bertipe isi ulang, tipe Li-Ion-lah yang dipakai. Jika tidak,
mungkin baterenya berjenis Li-Poly.
- Lithium
ion poly atau lithium poly atau li-poly (Li-Po), berasal dari lithium ion
tetapi menggunakan elektrolit berbasis polimer gel. Karena itu namanya
menjadi lithium ion poly. Batere tipe ini lebih bandel (tidak mudah
meledak) dibandingkan Li-ion standar, lebih ringan dan bisa dibentuk
sesuka hati. Anda akan semakin sering menjumpainya sebagai pengganti
lithium-ion di laptop dan gadget lain. Kelemahannya, batere ini lebih
cepat habis dibandingkan Li-ion biasa.
- Lithium
iron phosphate (Li-Fe) merupakan perkembangan dari lithium ion yang
menggantikan campuran oksida kobalt dalam li-ion. Tipe ini lebih kecil
kemungkinannya meledak dan dapat melepaskan kapasitas dan terisi ulang
sangat cepat. Namun sampai saat ini lithium iron phosphate masih mahal dan
rumit pembuatannya. Mau tahu di mana batere ini ada? Antara lain di laptop
OLPC XO dan mobil hibrida. Self Discharge Salah satu yang perlu
diperhatikan pada penggunaan baterai charge NiCad dan NiMH adalah 'self
discharge', yaitu berkurangnya kapasitas yang terdapat pada battery
walaupun tidak digunakan. Jumlah/persentasi self discharge pada
masing-masing baterai berbeda-beda, tapi bisa diperkirakan sekitar
beberapa persen (1 sampai 3%) perhari dari kapasitas maksimumnya dan pada
suhu 70 derajat Fahrenheit. Penempatan baterai NiMH pada temperator yang
lebih rendah akan sedikit membantu mengurangi efek self discharge. Ada
yang menyebutkan apabila baterai NiMH dibekukan (dingin) dalam 1 bulan
sisa kapasitas baterai masih ada 90% sejak terakhir di recharge. Tapi
sebelum digunakan, baterai NiMH yang dibekukan tersebut harus dikembalikan
dulu pada suhu ruangan yang normal. Jadi setelah kita men-charge baterai
NiMH, sebaiknya disimpan pada suhu yang dingin untuk mengurangi efek self
dischargenya. Disarankan untuk me-recharge lagi baterai yang sudah
disimpan dalam jangka waktu yang lama sebelum di gunakan. Berbeda dengan
baterai Alkaline, jika baterai Alkaline disimpan pada suhu ruang normal,
efek self discharge yang terjadi kurang dari 2% per tahun. Sehingga
walaupun disimpan dalam jangka waktu yang lama, kapasitas baterai Alkaline
nyaris tidak akan berkurang dari semula. Sebagai catatan, jika baterai
Alkaline disimpan pada suhu 85 derajat Fahrenheit, efek self discharge
hanya sekitar 5% pertahun, tapi pada 100 derajat Fahrenheit, efek self
discharge baterai Alkalin sekitar 25% pertahun. Jadi apabila kita tinggal
pada lokasi yang cuacanya sangat panas, disarankan untuk menyimpan baterai
Alkalin pada ruang pendingin untuk menghindari efek selft discharge,
walaupun persentasinya sangat kecil sekali dibandingkan efek self
discharge pada baterai NiMH dalam kondisi suhu yang sama. Baterai Lithium
juga hampir sama dengan baterai Alkaline, efek self dischargenya sangat
kecil dibandingkan dengan baterai NiMH, sehingga jika kita charge penuh
dan disimpan pada suhu ruang normal pada waktu yang lama, kapasitanya juga
tidak akan banyak berkurang. Tapi sampai saat ini untuk ketiga jenis
baterai tersebut (Alkaline, NiMH, dan Lithium) baterai NiMH harganya
memang lebih murah dibanding yang lainnya. Jadi dipertimbangkan saja
menggunakan baterai jenis yang mana dan disesuaikan dengan peralatan yang
akan digunakan. Charging Time Ada berbagai macam jenis alat charger yang
digunakan untuk mengisi ulang baterai NiMH atau NiCd yang kapasitasnya
habis. Alat-alat tersebut mempunyai berbagai macam sensor untuk membatasi
kelebihan kapasitas (overcharge) yang dapat mengakibatkan sel baterai
tersebut rusak dan kemampuan penyimpanannya berkurang. Sensor dalam bentuk
timer, biasanya ini sudah disesuaikan satu paket dengan jenis baterainya,
sehingga dari awal charging sampai waktu tertentu, alat charger ini dapat
menghentikan pengisian sehingga menghindari overcharge. Ada juga dalam
bentuk microprocessor yang biasanya disebut oleh produsen sebagai smart
rapid charger, yaitu dapat menghitung dengan tepat berapa sisa kapasitas
baterai sebelum alat tersebut berhenti men-charge baterai. Kadang alat ini
juga dilengkapi dengan detektor suhu baterai yang berfungsi juga untuk
membantu mengendalikan charging baterai. Trickle charge, adalah kemampuan
alat charger untuk memberikan ampere secara sedikit-sedikit ke baterai
NiMH akibat dari efek self discharge (keterangan tentang self discharger
diatas). Kemampuan ini berguna untuk menjaga agar baterai selalu dalam
kondisi penuh dan siap pakai, walaupun dibiarkan dalam jangka waktu yang
lama di alat charger. Terdapat juga alat charge yang manual, untuk alat
ini sebenarnya hampir sama dengan alat charge yang menggunakan sensor,
tapi bedanya perlu diperhitungkan dengan tepat sehingga tidak terjadi
overcharge, karena alat ini akan men-charge terus selama belum dimatikan,
jadi tidak ada indikator baterai sudah penuh. Namun apabila charging
timenya tepat dan tidak melebihi hitungan maksimum, maka penggunaan alat
ini cukup aman, tapi biasanya arus yang diberikan cukup kecil (untuk
menghindari overcharge) sehingga diperlukan waktu lama agar baterai bisa
terisi penuh.
Belum ada tanggapan untuk "Kamera"
Posting Komentar