Kamera


A.Macam-macam kamera
1. Jenis kamera berdasarkan media penangkap sinar/cahaya
 
=>  Kamera Film 
Kamera ini menggunakan pita seluloid sebagai media penangkap cahaya.

ð  Kamera         Polaroid
 
Kamera jenis ini menggunakan lembaran polaroid sebagai media penangkap cahaya dan langsung memberikan gambar positif sehingga pemotret tidak perlu lagi melakukan proses cuci cetak film.
 
ð  Kamera digital

Kamera jenis ini memakai image-sensor atau sensor gambar sebagai media penangkap cahaya dan media penyimpanannya menggunakan memory card. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCjyJADHYebSYPFhDKNWWBCR8J3ggUEz5icEDi4gdnVdcCYFiEeIia-z88Ogzuqu-Axj433_R2w7i4Jafsrx_VzE5Z2f_ZNi9NrgWWX1DL3-GusZZppswyvRPctZ9IAiNJM3hKNwmGoYTE/s200/jenis+kamerap.jpg

2. Jenis kamera berdasarkan teknologi viewfinder
 
ð  Pocket Camera/Kamera saku

Jenis kamera yang paling banyak digunakan orang. Kebanyakan menggunakan setelan serba otomatis atau memiliki sedikit setelan manual. Cahaya yang melewati lensa langsung membakar media penangkap gambar. Kelemahan dari kamera ini adalah lensa tidak bisa diganti, selain itu adalah gambar yang terlihat oleh mata melalui viewfinder/jendela bidik akan berbeda dengan hasil foto yang didapat, karena ada perbedaan antara pandangan pemotret dengan pandangan lensa. Perbedaan tersebut disebut paralaks.
 
ð  Kamera TLR (Twin Lens Reflex)
 
Disebut juga kamera refleks lensa ganda. Jendela bidik/viewfinder yang diberikan lensa identik dengan lensa di bawahnya. Kesalahan paralaks masih ditimbulkan sebab sudut dan posisi kedua lensa tidak sama.
 
ð  Kamera SLR (Single Lens Reflex)

Untuk kamera digital biasa disebut Kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex). Kesalahan paralaks tidak terjadi pada kamera jenis ini karena memiliki cermin datar dengan singkap 45 derajat di belakang lensa, sehingga apa yang terlihat oleh pemotret dari jendela bidik sama dengan yang ditangkap oleh film. Kelebihan lain dari kamera ini adalah lensa yang dapat diganti.
A. Pengertian dan Fungsi Lensa
                                Lensa merupakan bagian utama dari kamera, elemen kaca atau plastik yang terdiri atas susunan elemen optik yang berfungsi untuk menangkap gambar di depan kamera, memfokuskan cahaya, serta meneruskan sinar dengan kombinasi warna untuk diterima oleh sensor atau film. Pada kamera saku maupun kamera prosumer, lensa ini dibuat menyatu dengan bodi kamera, namun lensa yang digunakan pada kamera SLR dijual terpisah. Baik lensa yang menyatu dengan kamera ataupun lensa khusus kamera SLR, keduanya memiliki kesamaan dalam prinsip kerja, desain optik serta karakteristiknya. Lensa DSLR bisa dikelola secara manual dengan tangan, tanpa lewat tombol. Hal ini memungkin pengguna leluasa untuk melakukan pembesaran (zoom-in) atau pengecilan (zoom-out).
                        Lensa yang berkualitas tinggi memiliki kemampuan untuk memberikan hasil yang memuaskan dalam hal ketajaman, kontras maupun warna. Untuk menilai performa lensa para produsen menggunakan MTF chart yang bisa memberi gambaran kualitas lensa. Berkat teknologi manufaktur lensa modern dengan bantuan komputer, lensa masa kini semakin berkualitas dan sudah dilengkapi dengan fitur modern seperti lapisan khusus yang bisa meningkatkan ketajaman dan meredam flare. Dalam memilih lensa yang baik, diperlukan pemahaman dasar akan istilah-istilah yang umum dijumpai pada lensa, sekaligus mengenali pembagian atau penggolongan lensa berdasarkan jenisnya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXtv46qperTMgSoP4balAPwWFMHKjLcHphohTyhrsBUezdYzohyphenhyphenIT7kKkEQC7A0AqlTqHvVbnK41Ke4qvxjyzBL-QGGARjiEADWGkFbscPC-18LYecGvU6OM1gFwCGpbgfQrRVWiZXl6wI/s320/gambar+1.jpg

Gambar jangkauan sudut pandang kamera
B  Jenis - jenis  Lensa

a. Panjang fokal (Focal Length) yaitu Lensa Weid, Normal, dan Tele
            Secara difinisi, panjang fokal menandakan seberapa jarak antara sensor (atau film) terhadap lensa, saat kamera memfokus ke tak terhingga (infinity). Untuk menunjukkan panjang fokal lensa ini digunakan satuan milimeter (mm). Dalam pemahaman yang lebih umum, panjang fokal lensa menunjukkan seberapa besar sudut gambar (picture angle atau  angle of view) yang bisa dihasilkan oleh sebuah lensa. Sudut gambar inilah yang akan menentukan luasnya bidang gambar yang bisa didapatkan pada panjang fokal tertentu.

b. Lensa Rentang Optis yaitu Lensa Fix, dan Lensa Zoom.
            Lensa fix punya ukuran yang kecil, dengan sedikit elemen optik dan sesuai namanya, lensa fix hanya memiliki panjang fokal yang tetap.
            Sedangkan Lensa zoom sendiri memiliki kelebihan dibanding lensa fix yaitu punya rentang fokal yang bisa dirubah, dari fokal terpendek hingga fokal terpanjang. Kemampuan zoom lensa diukur dengan membandingkan fokal terpanjang terhadap fokal terpendeknya, contoh bila lensa zoom 28-280mm maka panjang fokal terpendek adalah 28mm dan  fokal terpanjang adalah 280mm, sehingga lensa ini disebut dengan lensa zoom 10x (atau 280 dibagi 28). Lensa zoom memiliki kelebihan dalam hal kepraktisan karena dengan satu lensa bisa didapat berbagai variasi fokal lensa untuk berbagai kebutuhan fotografi dan perspektif yang diinginkan. Namun dalam hal ketajaman, lensa zoom memang tidak bisa menyamai lensa fix. Hal ini karena rumitnya susunan optik dalam lensa zoom sehingga berpotensi menurunkan ketajaman secara umum. Dalam lensa zoom, ketajaman pada fokal terpanjang dan fokal terpendek umumnya menurun.                                                                                                                   
                                                                                                                                    
1. Fokal lensa yang pendek (misal 28mm) menghasilkan sudut gambar yang besar sehingga mampu mendapat bidang gambar yang luas atau lebar (wide angle). Semakin pendek fokalnya maka semakin luas bidang gambar yang bisa dihasilkan. Maka lensa 18mm bisa disebut lebih ‘wide’ daripada lensa 28mm. benda yang difoto dengan lensa wide hasilnya akan tampak lebih jauh daripada kenyataannya. Contoh ukuran lensa : 18 mm, 24 mm, 28 mm

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_-MQWjgMVAeyCti3ZDY_DdLv7xbo-Pf0OBVosqHyld_Tf40RmNRFXH_5mVZg0bTgAFFRHdwRgWz2ao1hGyLU70qq5uQ4GjpyUDglLdQEunmTRcpE1VkE3cJCpAOnH_2dkbFh57XupTt7v/s1600/gambar+2.jpg

1.1 Lensa Fix Wide Angle  (24mm, 35mm)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1v9gMPLwYT2Tgm8-Fzgk-_O6EZ2TnLQMF5CuehNSseyAJi6079G9NQL15t1ypg8cSd2GYN4n7VwWSgS8ExhB8dia3xnYdBxyIfq6eAXrXgOaUuYUv6L-rBuuQ7dDQoJj7Tz4JNSlWAz8q/s1600/gambar+3.jpg


1.2 Lensa Wide Angle Zoom
               Lensa wide angle zoom adalah jenis lensa yang populer bagi photographer pemandangan atau arsitektur karena kemampuan lensa ini untuk menangkap bidang yang luas dengan prespektif yang dinamis. Contoh lensa wide angle zoom dari berbagai merek antara lain : Sigma 10-20mm, Canon EF-S 10- 22mm, Tokina 12-24mm dan lain sebagainya.
ð   
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvgGg3oc08e3DuI8gdkxx-wCSIMridtwkwBBTcd84j0KUi3XlYh1AZc2iO89KASmAaCSckS1OU1k3JSHyXcQLqb7JvkmsW7VdLxoKQNBv3Zen7siTNqz5TgnXZn8ltRJBpHQmgX7NQrU3n/s320/gambar+4.jpg

ð  2. Fokal lensa yang panjang (misal 200mm) menghasilkan sudut gambar yang kecil sehingga mampu mendapat bidang gambar yang sempit, cocok untuk keperluan foto jarak jauh (telephoto). Semakin panjang fokalnya maka semakin jauh kemampuan tele yang dimiliki lensa tersebut. Jadi lensa 400mm bisa disebut lebih ‘tele’ dari lensa 200mm. . Lensa dengan fokal yang lebih besar dari 50mm disebut lensa tele, benda yang difoto dengan lensa tele hasilnya akan tampak lebih dekat daripada yang semestinya. Contoh ukuran lensa : 85 mm, 100 mm, 135 mm, 200 mm, 300mm

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZ763tnOrTWp6SD7DghKqSul8JqBxtSDLJI26CONZmcVYhqfqzxxqnb6LazvRyYlbED943fyb9vtYGegjDXo_e_0NqCRnwfkyKy6hEXyzsIX1vRolM0L3jPFwGoVDAykp7NqIeLZV5n2Fz/s320/gambar+5.jpg

                                2.1 Lensa Fix Telephoto (85mm, 105mm)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8OzBkQSLdKdjbzz6H2m6qby8Q6fEeZXlwbex2a7lXva9hp5nhtsFcyHw06ZHN9tjox3O_kTWhmU5FdRxkpm0amnVzseVnB7wbO08AH2zWUDCNu4nxOsA3oLbdMdO2vRBQZS9q9IdA8y-m/s320/gambar+6.jpg
       

2.2 Lensa Telephoto Zoom
               Lensa telephoto zoom adalah jenis lensa yang dapat membuat objek yang jauh terasa lebih dekat. Sangat populer dikalangan photographer binatang liar, olahraga, photo-jurnalistik dan banyak lagi. Lensa telephoto zoom juga populer untuk portrait karena kemampuannya dalam mengkompresi latar belakang, sehingga model anda terlihat lebih enak dipandang. Biasanya lensa telephoto zoom rawan getar, maka dari itu lensa telephoto zoom yang memiliki Image stabilization sangat dianjurkan. Contoh lensa telephoto zoom dari berbagai merek antara lain : Canon 55-250mm IS, Sony 70-200mm f/2.8, Pentax 65-250mm f/4, Sigma 50-500mm dan sebagainya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmicVSTaXVj8RQeWKT7MmySuUdeaJmm4-8TIvQIvv7tFb7XiVxADbOntKck80z81-NpMJgGi2IxFw8sQ07xEaHVCB6GtwmYQ2pcBQBoRqSUulAL8_LVJx_j1qP0uvS_beIgyBxe23_s2PH/s320/gambar+7.jpg

3. Fokal lensa normal / Lensa Prima/Prime Lens (50mm) lensa ini memiliki panjang fokal yang dianggap sama dengan bidang gambar yang dilihat oleh mata manusia (sudut gambarnya sekitar 46o) .

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjy8aC66cOmgqmlDZgz0OLdIwUDPlSkTqpYUfmDxbAmYJWLZyqEqRueOCI0OQ30ETnaeTnP_yYrqZMl83r9ApkCSYilTmmA5w98hs7IZQVsWby86REgByJqEynA6iybQ9VfAnW1n9Bh-CmJ/s320/gambar+8.jpg
                                                                                                                 
3.1 Lensa Fix Normal/ Standar (50mm, 60mm)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-th4WPhFKN35pRQ2p63rADG9QSZgEzsTG2G4z8GVN56rB1jCCWzcD6O6Q_qcGaWZNtarU6KczQZRuwcIRoafiFbLJiNEv_5XErxiAqosTKPVlQrxPmX5l6Ryj2ZVgEQaFKI4HR8tKHwZx/s320/gambar+9.jpg


3.2 Lensa Normal / Standar Zoom
               Lensa standard zoom sering disebut juga sebagai jenis lensa jalan-jalan atau travelling. Lensa standard zoom biasanya mempunyai rentang fokal antara 16-85mm. Rentang fokal lensa standard zoom sangat fleksibel. Contoh lensa standar zoom dari berbagai merek antara lain : Canon 18-55mm f/3.5-5.6 IS, Nikon 18-55mm f/3.5-5.6 VR, Nikon 16-85mm f/3.5-5.6 VR, Pentax 16-50mm f/2.8

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXTu56bna_ZwU4GQ01kr89z0NsAwY3bZUzI265p369a1iMzC908-mvPMiDuA922dNz8p9tKXsvPQTZ-SHUJnNKRzMakwVgE5aRHn1xtgTWr0dCAy3h4gaHZmOETI2gPDin1wVxE5Re0UHd/s320/gambar+10.jpg

             Jadi dapat disimpulkan dalam penggolongan kamera berdasarkan panjang fokalnya terdapat 3 jenis yaitu lensa wide, lensa normal dan lensa tele. Lensa wide cocok dipakai untuk mendapat foto dengan kesan luas, seperti pemandangan ataupun arsitektur. Sedangkan lensa tele cocok untuk memotret benda yang jauh seperti saat outdoor atau meliput acara pertandingan olahraga. Lensa normal sendiri lebih cocok dipakai untuk potret wajah atau kebutuhan lain yang memerlukan sudut gambar normal. 

c. Desain Aparture Lensa
            Di dalam lensa kamera terdapat sebuah komponen mekanik yang dinamakan aperture atau diafragma, yang berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke lensa. Diafragma tersusun atas sekumpulan lapisan logam tipis (blade) yang membentuk lingkaran iris dan ukuran lubangnya bisa dibuat membesar atau mengecil. Pengaturan masuknya cahaya dilakukan dengan mengubah besarnya bukaan diafragma dari bukaan terbesar hingga terkecil dalam satuan f-number. Bukaan besar dinyatakan dalam f-number kecil, dan sebaliknya bukaan kecil dinyatakan dalam f-number besar. Lensa dengan bukaan besar memiliki kemampuan memasukkan cahaya lebih banyak sehingga memungkinkan untuk pemakaian kecepatan shutter yang lebih tinggi.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZKzApkcnw-Q3B37doKQ56BDm60gWPKEN6pqkfZaiqNy7W8K9PXfrbjLxDt7Y9IQYm7D08M6IuXZFtg4HDXJuBgq0eJXnzR6YLPjQpgObTtKXo0SeRIWW9oVCgxuaeHXB4FdQtNtaaQagr/s1600/gambar+11.jpg


Gambar di atas adalah bentuk diafragma lensa, dimana gambar sebelah kiri menunjukkan bukaan kecil dan sebelah kanan menunjukkan bukaan besar.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeX6W_mFssjPTHJZIqiQieSzMoEAp0pS_NXoVaI5bgmnxkwo-SAbo11jwdL481to_JoTnM7OzakJpYzwFlcHndLsESf-9hGIRyv14s1L3PBVdrVMgAONU0jyS7U1Ms_2BubuGyUCRxwKAu/s320/gambar+12.jpg

            Bukaan  diafragma yang besar (misal f/1.4 atau f/1.8) lebih mudah diwujudkan dalam desain lensa fix. Maka itu mayoritas lensa fix memiliki bukaan diafragma yang besar yang juga punya keistimewaan dalam membuat blur alias out-of-focus pada latar. Namun tidak demikian halnya dengan lensa zoom, dimana untuk membuat lensa zoom dengan bukaan diafragma yang besar agak lebih sulit untuk dilakukan. Pada lensa zoom, bukaan maksimum yang umum dijumpai adalah f/2.8 meski kini mulai dijumpai ada kamera saku yang memiliki lensa yang bisa membuka amat besar hingga f/1.8.
Ditinjau dari desain aperturenya, lensa zoom sendiri terbagi atas dua kelompok :
- Lensa zoom bukaan konstan
            Lensa zoom dengan bukaan konstan, misalnya lensa 24-70mm f/2.8 atau lensa 70-200mm f/4 menandakan kalau bukaan maksimum lensa ini pada posisi fokal berapapun adalah tetap. Jadi misal lensa 24-70mm f/2.8 akan mampu membuka sebesar f/2.8 pada posisi fokal 24mm hingga 70mm. Lensa semacam ini lebih sulit untuk dibuat, juga punya ukuran yang lebih besar dan berat, sehingga lensa jenis ini tergolong dalam lensa zoom kelas mahal.
                                                                                                                                               
- Lensa zoom bukaan variabel
            Lensa zoom dengan bukaan variabel lebih mudah dan murah untuk dibuat, serta memiliki ukuran yang lebih kecil sehingga ringkas dan ringan. Lensa jenis ini punya bukaan maksimal yang akan mengecil saat lensa di zoom dari posisi fokal terpendek ke fokal terpanjang. Untuk mengetahui bukaan maksimum lensa semacam ini bisa dilihat dari informasi yang ditulis pada lensa, misal lensa 18-105mm f/3.5-5.6 artinya lensa ini memiliki bukaan maksimal f/3.5 pada posisi fokal 18mm dan bukaan maksimal akan mengecil hingga menjadi f/5.6 pada posisi fokal 105mm. Meski tidak ditulis di lensa, sebenarnya bukaan minimum pun bisa mengecil saat lensa di zoom. Hal ini tergantung dari desain lensa, biasanya lensa yang memiliki bukaan minimum yang bisa mengecil saat lensa di zoom adalah lensa kamera SLR.
            Karena dengan bukaan yang besar sebuah lensa bisa memasukkan cahaya lebih banyak sehingga memungkinkan untuk memakai kecepatan shutter yang lebih tinggi, maka lensa dengan bukaan besar biasa disebut dengan lensa cepat. Untuk lensa fix, karena bukaan maksimumnya umumnya besar, maka hampir semua lensa fix disebut dengan lensa cepat. Namun berhubung amat sulit untuk membuat lensa zoom dengan bukaan yang besar, maka lensa zoom dengan bukaan konstan f/2.8 sudah bisa disebut dengan lensa cepat. Kebanyakan lensa zoom kamera SLR yang memiliki ukuran kecil adalah lensa lambat karena memiliki bukaan yang kecil dan akan semakin mengecil saat lensa di zoom. 

d. Lensa Khusus
1. Lensa Super Zoom
            Lensa super zoom seperti sebuah gabungan dari lensa standard zoom dengan lensa telephoto zoom. Rentang fokal lensa super zoom sangat lebar, dari 18mm sampai 200mm bahkan ada yang sampai 270mm. Karena itu, lensa ini sangat populer untuk lensa jalan-jalan atau travelling. Ideal untuk orang yang tidak ingin mengganti-ganti lensa. Kekurangan lensa ini yaitu pada kualitas optiknya yang secara umum tidak se-prima lensa standard zoom ataupun lensa telephoto zoom

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipJrOIFODDQbfuXizXmazJcOJGN7xmvccP1SvgREdlHlepV94PmxutwHwiiP0pB1EGP_J7LVFCaKD3B1yvb56PHg7upxLJm2NpDZLBUeqFu7kufc3j46AZCVTEG8nr-M6mJYLvQMRcDXQ6/s320/gambar+13.jpg

2. Lensa Makro
            Lensa makro adalah jenis lensa ideal untuk mengambil photo close-up atau detail shot dari benda-benda berukuran kecil, misalnya perhiasaan, bunga, serangga, dan lain sebagainya. Lensa makro mampu membesarkan objek yang diphoto dan menangkap detail dan warna dengan tajam. Lensa makro kadang dipakai untuk portrait karena rentang fokal lensa makro biasanya sekitar 90-200mm.Hasil photo dengan lensa makro memang sangat tajam, sehingga permukaan/surface object terlihat sangat jelas. Pada umumnya lensa Makro yang baik bukan dari jenis lensa zoom melainkan jenis lensa prime (fixed  focal length).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_J-9DtHTEX6NU9fL3oOf13EsMLFyLTmOSofj05IoBRung94gzVPpgV5QyhsEzRwPhyDV2eXaX-Grk2vwvZ8gQ3bh5R3GdF8ZJ8Cm_6sDyLbfVA03JehQlJID_FSg4XKrSHV0_SF4bBM3e/s320/gambar+14.jpg

3. Lensa Fokus Tunggal
            Lensa fokus tunggal adalah lensa dengan bidang fokus tunggal, biasanya disetel pada jarak hiperfokal. Lensa fokus tunggal didesain untuk mencapai jarak fokal yang maksimum sehingga kedalaman ruang dapat mencapai rentang dari jarak dekat hingga jarak terjauh (jarak hiperfokal).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqAY2HUqh1CWgrluQ7q1-ue_9EspToYNEMzZ_hoeCk4oQvvsDc4gsbsdpHPt4HvIumgEUKQeLsWRpdU9fGaDOzAK2LdOEHWOh7rdoaQUlhYrK9myBAnaBvQ3_LYzZZqs0r7oJq1Wj-bXlR/s320/gambar+15.jpg
4. Lensa Parfokal
           Lensa parfokal adalah sebuah lensa yang mempertahankan ketajaman bidang fokusnya walaupun terjadi perubahan panjang fokus lensa.

5. Lensa Mata Ikan (Fisheye Lens) / Super Wide Angle
            Lensa mata ikan adalah lensa sudut lebar dengan sudut pandang hemisperis yang sangat lebar. Lensa mata ikan pertama kali didesain dan dikembangkan guna kepentingan meteorologi untuk mempelajari barisan awan dan pertama kali disebut whole-sky lenses, lensa mata ikan menjadi populer pada fotografi umum karena distorsi citranya yang khas.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7KTIMs-UCmnGqgW4EN4UbTcydxn8VRvR1Zp05QlZT6bcYDzbVhZ9mv_6aCbvjsVfEZQII2FmTi9NbJIhzKSXUEVu_jQLGLp-giiRo3qN4e5R0mn7EM1IE4WWZyrXOyTgXjjZ9vFljeJn1/s1600/gambar+16.jpg

6. Lensa Arsitektur (Perspective Correction Lens)
            Lensa ini memperbaiki efek perspektif yang selalu terjadi jika memotret benda tiga dimensi dalam jarak relatif dekat. Perbedaan penggunaan lensa memberikan perbedaan perspektif. Perspektif adalah ukuran dan kedalaman relatif subjek dalam gambar. Perspektif juga bisa berarti perubahan bentuk, ukuran, dan kedalaman bidang yang relatif akibat perbedaan cara pandang antara objek dengan kamera. Perbedaan tersebut terjadi karena ada pergeseran posisi dalam melihat sesuatu dari sudut pandang, jarak, dan ketinggian yang tidak sama maupun penggunaan lensa dengan focal length yang berbeda.
                                                                                               


C.Jenis-jenis Batre
D.Jenis-jenis Filter
Filter lensa, atau filter kamera adalah aksesoris yang umumnya terpasang di ujung lensa kamera. Bentuknya ada yang bulat mengikuti bentuk lensa, namun ada pula yang berbentuk kotak. Tiap filter memiliki fungsi masing – masing. Berikut beberapa jenis filter yang umum dan sering ditemukan, serta manfaat dari filter lensa tersebut.
Filter UV
Filter UV paling sering ditemukan di toko kamera. Umumnya berwarna putih bening. Ada yang bilang filter UV berguna untuk menahan sinar UV matahari yang masuk ke dalam sensor kamera agar tidak merusak sensor. Namun ada yang bilang kalau penggunaan filter UV dapat mengurangi ketajaman dan kualitas hasil foto. Tentu saja tergantung merk dan harga filter tersebut.
Secara pribadi, menurut saya (yang hanya menyukai fotografi), filter UV digunakan hanya untuk melindungi lensa. Jadi ketika anda lupa memasang lenscap, atau lensa terbentur benda lain, tidak langsung tergores karena ada filter UV yang melindungi.
Filter Polarizer / Circular Polarizer
Kebanyakan fotografer menyebut filter ini dengan nama filter CPL, atau circular polarizer dan banyak digunakan dalam landscape photography. Bentuknya biasanya bundar, dan pada bagian ring kaca filter dapat diputar – putar. Fungsi filter ini adalah untuk ‘membelokkan’ cahaya yang tidak kita inginkan masuk ke lensa. Jadi pada hasil akhir foto, dapat diperoleh kontras warna yang lebih baik.Contoh penggunaan filter CPL adalah untuk membirukan langit dan menghilangkan pantulan bayangan / refleksi cahaya di air. Untuk harga filter CPL bervariasi, mulai 80 ribuan, hingga jutaan rupiah.
Filter ND (Neutral Density)
Filter ND bentuknya beragam, ada yang kotak, ada pula yang bundar. Umumnya filter ini memiliki warna gelap (agak hitam). Fungsi filter ini adalah untuk mengurangi f-stop. Ada banyak ukuran penurunan f-stop yang dimiliki filter ND, mulai dari 1 stop, 2 stop dan seterusnya.
Fungsi sederhana yang sering dilakukan fotografer dalam menggunakan filter ini adalah ketika ingin melakukan long eksposure atau foto slow speed. Dengan filter ND, maka dapat diperoleh speed yang semakin lambat.
filter ND dan GND (kanan)
Filter GND (Gradual Neutral Density)
Sama seperti filter ND, hanya saja filter ini seperti terbagi 2. Sebagian gelap, dan sebagian lagi normal. Fungsinya adalah untuk membuat intensitas cahaya pada foto terlihat ‘seimbang’. Misal ketika ingin melakukan landscape, background terlihat terang, namun background lebih gelap. Disinilah penggunaan filter GND untuk menyeimbangkan.
Jenis dan Macam-macam Baterai

  1.  Nickel Cadmium, alias NiCad, Baterai ini merupakan jenis tertua, paling tahan banting, namun berat dan volumenya paling besar. Baterai jenis ini sudah tidak lagi banyak digunakan pada gadget karena dianggap tidak praktis. Baterai NiCad sangat rentan efek memori. Maksudnya, baterai hanya mengisi ke tingkat dimana baterai terakhir di-discharge, akibat proses akumulasi gas yang terperangkap dalam plat sel baterai. Jika baterai di-discharge hingga 30 persen dan di recharge, maka baterai hanya akan mengisi energi yang terpakai tadi (30 persen) yang dilanjutkan dengan penyusutan volume "gas" yang terperangkap. Cara terbaik untuk menghilangkan efek memori dan membuang sisa gas terperangkap adalah dengan melakukan "burping", atau mengkondisikannya. Maksudnya, menghabiskan seluruh isi baterai pada gadget hingga benar-benar kamerea mati dan melakukan re-charging. Selain itu kendati tidak dipakai, batere akan kehabisan seluruh dayanya setelah sekitar 90 hari 
  2.  Nickel metal hydride, alias NiMH, menggantikan kadmium dalam NiCad dengan campuran yang membuatnya mampu menahan lebih banyak energi (40%) pada ruang yang sama dibandingkan NiCad. NiMH merupakan pengembangan dari NiCd, dibanding NiCd dengan volume sama, kapasitasnya jauh lebih besar. Namun, seperti halnya NiCd, NiMH juga rawan terhadap memory effect meski tidak sebesar NiCd. Beberapa produsen baterai bahkan menyatakan NiMH produknya bebas memory effect. Seperti Sanyo eneloop, daya yang ada perlahan-lahan akan habis walaupun batere tidak dipakai.Fenomena ini muncul saat baterai yang belum habis dipakai sudah di-charge ulang. Bila dilakukan berkali-kali baterai dapat kehilangan kapasitasnya dan hanya mampu menampung sedikit daya saja sebelum dengan cepat habis. Memory effect dapat dihilangkan dengan mengosongkan baterai sampai habis sebelum mengisi ulang. Setiap 10-15 kali siklus isi ulang baterai NiMH, kosongkanlah baterai hingga habis sama sekali sebelum mengisi ulang. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan "bibit-bibit" memory effect yang mungkin timbul. Jangan sekali-kali mengosongkan baterai dengan bola lampu dan kabel hingga lampu mati. Ini akan dapat merusak sel baterai yang paling lemah (reversal effect), dan pada gilirannya merusak semua sel. Sisakan setidaknya 1V per sel baterai, pantaulah terus-menerus karena voltase baterai akan turun dengan tiba-tiba. Bila Anda tidak memiliki alat untuk itu, lebih baik jangan lakukan. Mengosongkan dengan gadget adalah cara terbaik, karena ambang batas aman pasti tidak kelebihan. Beberapa produsen baterai NiMH menyatakan bahwa baterainya bisa di recharge lebih dari 500 kali, namun bila baterai NiMH telah mencapai 400 kali siklus isi ulang, perlu dipersiapkan untuk penggantian baterai tersebut, karena walaupun masih bisa digunakan, biasanya kapasitasnya sudah menurun dan berarti masa pakai sebelum diisi ulang sudah berkurang.. Baterai Li-ion dapat rusak dengan mendadak jika rangkaian di dalamnya rusak. Untuk membuang baterai yang sudah tidak digunakan, sebaiknya berhati-hati karena kandungan kadmiumnya bisa mencemari tanah 
  3. Lithium ion alias Li-ion menjadi batere standar pada gadget masa kini. Dibandingkan batere dengan bahan nikel, Li-Ion lebih efisien energi dan tidak memiliki efek memori, tetapi juga lebih mahal harganya. Namun batere tipe ini tidak boleh dibuang sembarangan karena bisa meledak (walaupun hanya terjadi beberapa kali per satu juta batere). Dibandingkan NiMH, siklus isi ulang batere Li-ion lebih pendek setengahnya ( 1000 vs. 500 kali). Ada kelemahan lain. Jika daya batere benar-benar habis dan voltase-nya turun di bawah ambang tertentu, kapasitas energi batere Li-ion akan menciut secara permanen. Karena itulah batere dirancang untuk mati jika dipasang setelah waktu tertentu. Biasanya, jika Anda punya gadget dengan batere bertipe isi ulang, tipe Li-Ion-lah yang dipakai. Jika tidak, mungkin baterenya berjenis Li-Poly. 
  4. Lithium ion poly atau lithium poly atau li-poly (Li-Po), berasal dari lithium ion tetapi menggunakan elektrolit berbasis polimer gel. Karena itu namanya menjadi lithium ion poly. Batere tipe ini lebih bandel (tidak mudah meledak) dibandingkan Li-ion standar, lebih ringan dan bisa dibentuk sesuka hati. Anda akan semakin sering menjumpainya sebagai pengganti lithium-ion di laptop dan gadget lain. Kelemahannya, batere ini lebih cepat habis dibandingkan Li-ion biasa. 
  5. Lithium iron phosphate (Li-Fe) merupakan perkembangan dari lithium ion yang menggantikan campuran oksida kobalt dalam li-ion. Tipe ini lebih kecil kemungkinannya meledak dan dapat melepaskan kapasitas dan terisi ulang sangat cepat. Namun sampai saat ini lithium iron phosphate masih mahal dan rumit pembuatannya. Mau tahu di mana batere ini ada? Antara lain di laptop OLPC XO dan mobil hibrida. Self Discharge Salah satu yang perlu diperhatikan pada penggunaan baterai charge NiCad dan NiMH adalah 'self discharge', yaitu berkurangnya kapasitas yang terdapat pada battery walaupun tidak digunakan. Jumlah/persentasi self discharge pada masing-masing baterai berbeda-beda, tapi bisa diperkirakan sekitar beberapa persen (1 sampai 3%) perhari dari kapasitas maksimumnya dan pada suhu 70 derajat Fahrenheit. Penempatan baterai NiMH pada temperator yang lebih rendah akan sedikit membantu mengurangi efek self discharge. Ada yang menyebutkan apabila baterai NiMH dibekukan (dingin) dalam 1 bulan sisa kapasitas baterai masih ada 90% sejak terakhir di recharge. Tapi sebelum digunakan, baterai NiMH yang dibekukan tersebut harus dikembalikan dulu pada suhu ruangan yang normal. Jadi setelah kita men-charge baterai NiMH, sebaiknya disimpan pada suhu yang dingin untuk mengurangi efek self dischargenya. Disarankan untuk me-recharge lagi baterai yang sudah disimpan dalam jangka waktu yang lama sebelum di gunakan. Berbeda dengan baterai Alkaline, jika baterai Alkaline disimpan pada suhu ruang normal, efek self discharge yang terjadi kurang dari 2% per tahun. Sehingga walaupun disimpan dalam jangka waktu yang lama, kapasitas baterai Alkaline nyaris tidak akan berkurang dari semula. Sebagai catatan, jika baterai Alkaline disimpan pada suhu 85 derajat Fahrenheit, efek self discharge hanya sekitar 5% pertahun, tapi pada 100 derajat Fahrenheit, efek self discharge baterai Alkalin sekitar 25% pertahun. Jadi apabila kita tinggal pada lokasi yang cuacanya sangat panas, disarankan untuk menyimpan baterai Alkalin pada ruang pendingin untuk menghindari efek selft discharge, walaupun persentasinya sangat kecil sekali dibandingkan efek self discharge pada baterai NiMH dalam kondisi suhu yang sama. Baterai Lithium juga hampir sama dengan baterai Alkaline, efek self dischargenya sangat kecil dibandingkan dengan baterai NiMH, sehingga jika kita charge penuh dan disimpan pada suhu ruang normal pada waktu yang lama, kapasitanya juga tidak akan banyak berkurang. Tapi sampai saat ini untuk ketiga jenis baterai tersebut (Alkaline, NiMH, dan Lithium) baterai NiMH harganya memang lebih murah dibanding yang lainnya. Jadi dipertimbangkan saja menggunakan baterai jenis yang mana dan disesuaikan dengan peralatan yang akan digunakan. Charging Time Ada berbagai macam jenis alat charger yang digunakan untuk mengisi ulang baterai NiMH atau NiCd yang kapasitasnya habis. Alat-alat tersebut mempunyai berbagai macam sensor untuk membatasi kelebihan kapasitas (overcharge) yang dapat mengakibatkan sel baterai tersebut rusak dan kemampuan penyimpanannya berkurang. Sensor dalam bentuk timer, biasanya ini sudah disesuaikan satu paket dengan jenis baterainya, sehingga dari awal charging sampai waktu tertentu, alat charger ini dapat menghentikan pengisian sehingga menghindari overcharge. Ada juga dalam bentuk microprocessor yang biasanya disebut oleh produsen sebagai smart rapid charger, yaitu dapat menghitung dengan tepat berapa sisa kapasitas baterai sebelum alat tersebut berhenti men-charge baterai. Kadang alat ini juga dilengkapi dengan detektor suhu baterai yang berfungsi juga untuk membantu mengendalikan charging baterai. Trickle charge, adalah kemampuan alat charger untuk memberikan ampere secara sedikit-sedikit ke baterai NiMH akibat dari efek self discharge (keterangan tentang self discharger diatas). Kemampuan ini berguna untuk menjaga agar baterai selalu dalam kondisi penuh dan siap pakai, walaupun dibiarkan dalam jangka waktu yang lama di alat charger. Terdapat juga alat charge yang manual, untuk alat ini sebenarnya hampir sama dengan alat charge yang menggunakan sensor, tapi bedanya perlu diperhitungkan dengan tepat sehingga tidak terjadi overcharge, karena alat ini akan men-charge terus selama belum dimatikan, jadi tidak ada indikator baterai sudah penuh. Namun apabila charging timenya tepat dan tidak melebihi hitungan maksimum, maka penggunaan alat ini cukup aman, tapi biasanya arus yang diberikan cukup kecil (untuk menghindari overcharge) sehingga diperlukan waktu lama agar baterai bisa terisi penuh. 

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Kamera"

Posting Komentar